Bangga Jadi Petani

“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadits no.1552)

Jumat, 07 Juni 2013

PENGENALAN DAN PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAYURAN


 I. PRINSIP PENGENDALIAN OPT HORTIKULTURA
Usaha pengembangan hortikultura tidak terlepas dari peran perlindungan tanaman, yang merupakan bagian integral dari sistim produksi dan pemasaran hasil pertanian,dalam upaya menekan kehilangan hasil yang diakibatkan
oleh serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT),disamping menjaga kualitas hasil pertanian. Untuk menekan penurunan produksi akibat serangan OPT diperlukan pengelolaan ekosistem yang tepat, yaitu dengan
menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT).PHT adalah suatu cara pendekatan atau falsafah pengendalian OPT yang berdasar pada pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang bertanggung jawab. Tindakan pengendalian OPT khususnya dengan pestisida, yang didasarkan pada posisi OPT terhadap Ambang Ekonomi (AE) atau Ambang Pengendalian (AP) saja, bersifat statis dan seringkali kurang menguntungkan. Penggunaan AE (AP) yang baku dan seragam serta kurang memperhatikan
keanekaragaman dan dinamika ekosistem, kurang dapat mencapai sasaran evektivitas dan efisiensi ekonomi.Pengambilan keputusan tindakan pengendalian sebaiknya berdasarkan pada analisis ekosistem secara keseluruhan sehingga diperoleh data yang aktual yang biasanya diperoleh dari kegiatan pengamatan. Dari pengamatan yang rutin akan terkumpul data dan informasi tentang keadaan
OPT, serangan, dan musuh alaminya di lapangan, serta sekaligus merupakan pegangan bagi petani dalam mengelola lahan usahataninya dan pengambilan keputusan untuk rencana pengendalian.
A. Pengamatan
Pengamatan memegang peranan yang sangat penting dalam penerapan teknologi pengendalian OPT, sehingga perlu secara intensif di laksanakan dan secara bertahap dikembangkan, disempurnakan, dan dimasyarakatkan. Dari pengamatan kita dapat mengetahui jenis dan kepadatan populasi OPT, luas dan
intensitas serangan, intensitas kerusakan dan daerah penyebaran, serta faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT Peranan pengamatan rutin dalam cakupan yang lebih luas diperlukan untuk mengumpulkan data yang
akan dimanfaatkan sebagai bahan pelaporan, evaluasi, dan perencanaan. Selain itu pengamatan khusus (Surveilan) dapat menghasilkan data yang bermanfaat
dalam pelaksanaan peramalan dan peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya serangan eksplosif. Surveilan yang dilakukan sesuai
pedoman SPS (Sanitary Phytosanitary) sangat berguna untuk penyusunan pest list (daftar OPT) bagi komoditas tujuan ekspor. Secara umum pengamatan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu pengamatan tetap dan pengamatan keliling.
Pengamatan tetap dilakukan secara berkala pada lokasi/tempat/petak contoh yang mewakili bagian terbesar wilayah pengamatan, bertujuan untuk mengetahui perubahan kepadatan populasi OPT dan musuh alami serta intensitas serangan. Petak contoh ditentukan secara purposive, sehingga mewakili bagian
terbesar wilayah pengamatan dalam hal umur tanaman,
teknik bercocok tanam, dan varietasnya. Pengamatan keliling atau patroli bertujuan untuk mengetahui tanaman terserang, terancam, dan luas
pengendalian, serta dilaksanakan dengan cara menjelajahi wilayah pengamatan. Petugas PHP/POPT disarankan menemui petani/kelompok tani/petani
pemandu, penyuluh atau sumber lain yang layak dipercaya untuk memperoleh informasi tentang adanya serangan OPT dan kegiatan pengendalian di wilayah
kerjanya. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan daerah yang dicurigai dan mengkonsentrasikan pengamatannya. Dalam pengamatan dilakukan penghitungan pada sebagian kecil tanaman atau kelompok tanaman yang
dapat mewakili seluruh daerah pengamatan. Tiga macam metode pokok pengambilan contoh yaitu :
metode mutlak (absolut), metode nisbi (relatif), dan
indeks populasi. Untuk OPT sayuran, umumnya
digunakan metode mutlak dan atau indeks populasi
karena sayuran ditanam dalam baris yang teratur.
1. Metode Pengambilan Contoh
a. Satuan (unit) contoh
Satuan contoh adalah satuan yang diamati,diukur, atau dihitung untuk memperoleh data (variabel) yang dikehendaki seperti populasi hama, tingkat serangan, dsb. Oleh karena banyak sekali OPT yang harus diamati, maka satuan contoh untuk sayuran adalah tanaman atau bagian tanaman.
b. Cara penetapan satuan (unit) contoh
Tanaman contoh biasanya ditetapkan secara sistematis dengan dua macam cara berikut :
 (1) Bentuk Diagonal, khususnya untuk hamparan pertanaman sayuran yang luas seperti kubis. Tanaman contoh terletak di sepanjang atau disekitar garis diagonal dan 
(2) Bentuk U, biasanya digunakan untuk pertanaman sayuran yang sempit atau pada petak pertanaman yang memanjang. Contoh: pertanaman sayuran di teras-teras atau di lereng-lereng.
c. Ukuran contoh
Ukuran contoh merupakan banyaknya tanaman contoh yang akan diamati pada setiap waktu pengamatan untuk satu petak/blok pengamatan tertentu. Biasanya faktor yang mempengaruhi besarnya ukuran contoh antara lain reabilitas statistik, ketersediaan biaya, waktu dan tenaga pengamat. Jumlah ukuran contoh ditentukan dari nilai rata – rata serta simpangan baku dari objek yang akan diamati. Kedua nilai tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan pendahuluan dengan jumlah ukuran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perhatian

Bagi sahabat dumay yang menggunakan teks dan gambar didalam blog ini , mohon kiranya sahabat mencantumkan link blog ini ya , terima kasih atas perhatiannya dan semoga anda sukses .

Budidaya Tanaman Yang sering Dibaca Pengunjung

Buah Tanaman

//