Bangga Jadi Petani

“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadits no.1552)

Selasa, 16 Juli 2013

PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN HAMA


PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN HAMA

Tujuan Pengendalian : mengupayakan agar populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif, menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan.

Ada 2 Pendekatan :

Proaktif : Upaya mengekang perkembangan hama agar populasinya tetap di bawah ambang ekonominya
• Penanaman varietas tahan
• Cara bercocok tanam
• Penggunaan musuh alami
• dll

Reaktif : Upaya menekan perkembangan hama agar populasinya kembali di bawah ambang ekonominya Umumnya berupa pengendalian kimiawi


CARA PENGENDALIAN HAMA

 1.Pengendalian Hama dengan peraturan/ perundang-undangan/karantina

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sehubungan dengan kegiatan pertanian dan pengendalian hama Karantina; Dinas yang mengawasi lalu lintas manusia, hewan dan tumbuhan antar daerah atau antar pulau Untuk hewan dan tumbuhan  karantina pertanian .

 Sejarah: suatu kapal tidak boleh berlabuh karena awak kapal terserang wabah penyakit dan mereka ditahan selama 40 hari (Quarantine)
Tindakan karantina
- Perlakuan pestisida
- Pelarangan masuk
- Pemusnahan/eradikasi
Sertifikasi
Keterangan yang membuktikan bahwa tanaman/hewan tersebut sehat sehingga dapat dibudidayakan/diternakkan dan dapat dikeluarkan/dimasukkan dari dan ke daerah atau Negara


2. Pengendalian Hama dengan bercocok tanam atau kultur teknis

a) Pengolahan/pengerjaan tanah
Ditujukan terhadap hama yang dalam siklus hidup mempunyai fase di dalam tanah Contoh : Larva famili Scarabaeidae (lundi), larva penggerek batang padi putih (pada pangkal padi) yang
Berdiapause

b) Sanitasi
¤ Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman terdahulu atau gulmanya
¤ Pencabutan tanaman terserang

c) Pemupukan
Pemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman antara N, P, K dan unsur-unsur mikro tanaman sehat tahan serangan hama

d) Pengairan
Pengairan Irigasi : Secara langsung : Scirpophaga innotata, Nymphula depunctalis Secara tidak langsung : perubahan iklim mikro terutama RH

e) Tanam serempak
• Harus dilaksanakan di areal yang cukup luas, minimal satu hamparan dengan golongan air
yang sama
• Tujuannya untuk membatasi perkembangbiakan serangga hama
Contoh :
- Pengendalian walang sangit pada padi
- Pengendalian lalat kacang pada kedelai
(menyerang kotiledon kedelai) Pengendalian ini secara tidak langsung mengurangi populasi, yaitu memeratakan serangan per petak (dikonsentrasikan pada petak yang banyak makanannya).

f) Rotasi/pergiliran tanaman
• Tujuannya untuk mematikan kehidupan hama yang dengan menghilangkan tanaman inang
• Sangat efektif pada serangga-serangga monofag

g) Penanaman tanaman perangkap atau bertani secara jalur (Stripfarming)
• Tanaman perangkap yang digunakan adalah varietas/tanaman yang paling rentan dan ditanam lebih dahulu
• Menanam minimal dua jenis tanaman di lahan yang sama dalam barisan-barisan (tumpang sari)
Contoh : Tumpang sari antara kubis dan tomat dapat mengurangi populasi Plutella xylostella

3. Pengendalian hama dengan menggunakan varietas resisten

 Cara ini tidak termasuk cara bercocok tanam, karena yang diganti bukan cara tanam tetapi
verietasnya (resisten tidak sama dengan kebal/immune) , Sifat resisten didasari oleh faktor genetik

Mekanisme resistensi :
- Non Preference (anti xenosis) tidak dipilih sebagai tempat hidup, tempat bertelur, sebagai makanan atau sebagai tempat berlindung (sifat serangganya)
- Antibiosis (dari segi tanamannya) terjadi pengaruh buruk terhadap kehidupan serangga dalam hal:
* mortalitas pradewasa meningkat
* siklus hidup memanjang
* Keperidian (jumlah telur yang mampu dihasilkan imago betina) menurun
* Lama hidup imago menurun
- Toleransi (dari segi tanamannya) tanaman dapat mentolelir kerusakan akibat serangan serangga sehingga tanaman tersebut masih dapat hidup dan membentuk bagian-bagian yang baru masih berproduksi dengan baik.

4. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik

Fisik : faktor-faktor fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, suara
Mekanik : penghalang (barier) pukulan atau tekanan mekanis
a. Suhu (temperatur)
Dapat digunakan suhu tinggi atau rendah
b. Kelembaban
Kelembaban relatif diantara tanaman dapat juga diatur dengan mengatur jarak tanam dari pohon pelindung/ peneduh
c. Cahaya
Serangga fototropik positif (tertarik cahaya), fototropik negative (menghindari cahaya); Penggunaan lampu perangkap untuk menangkap serangga fototropik positif Kutu daun tertarik dengan warna kuning
d) Suara
Penggunaan gelombang ultrasonik
e) Penghalang (barier mekanik)
Penggunaan pagar seng, plastik, atau parit/selokan (Spodoptera) nokturnal (aktif malam hari)
Penggunaan plastik pembungkus pada buah
f) Penggunaan alat penghancur/pemotong (Chrusher di Amerika Serikat)
Di Amerika Serikat digunakan untuk memotong/menghancurkan batang jagung setelah panen agar penggerek batang jagung yang ada di dalam terbunuh.

5. Pengendalian Hayati
Musuh alami serangga hama :
Predator (pemangsa) yang dimakan disebut mangsa Parasitoid yang diparasit disebut inang Patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) cendawan, bakteri, virus, protozoa, nematoda
Definisi : Pengendalian hama dengan memanfaatkan musuhmusuh alaminya (dengan campur tangan manusia) Jika tidak ada campur tangan manusia disebut pengendalian alami
(Natural control)
Teknik atau cara pengendalian hayati :
Inokulasi : Penglepasan musuh alami (predator/parasitoid) dalam jumlah yang sedikit, diharapkan musuh alami mampu berkembangbiak
Inundasi : Penglepasan musuh alami dalam jumlah besar secara periodik
Konservasi : Menciptakan lingkungan yang mendukung dan menguntungkan untuk perkembangan musuh alami.

6. Pengendalian Hama Secara Genetik

Definisi : Pengendalian serangga hama dengan menggunakan jenisnya sendiri bukan musuh alaminya
Contoh : Penggunaan serangga jantan mandul
a) Teknik Pemandulan :
 Radiasi sinar X (rontgen) atau dengan isotop Co60
 Menggunakan bahan kimia Chemosterilant
 Hibridisasi
b) Penerapan di lapangan :
 Penglepasan serangga jantan mandul dalam jumlah besar dengan harapan agar berkompetisi dengan jantan fertil (tidak mandul) dalam mendapatkan betina
c) Beberapa syarat yang harus dipenuhi :
• Serangga tersebut dapat diperbanyak secara massal (dengan biaya murah/ekonomis)
• Serangga yang dimandulkan mampu menyebar secara alami dan mampu bersaing dengan jantan fertil
• Serangga betina hanya berkopulasi satu kali selama hidupnya
• Penglepasan serangga jantan mandul harus dilakukan pada saat populasi di alam sedikit/rendah
d) Beberapa contoh pengendalian hama dengan
cara ini :
*Pengendalian lalat buah di Amerika Tengah (Mexico) dan Hawaii
*Pengendalian lalat ternak (Screw worm) Calytroga hominivorax di Amerika Tengah dan Selatan.

7. Pengendalian Hama secara kimiawi

Definisi : Pengendalian hama dengan menggunakan bahan kimia beracun untuk melindungi tanaman atau hasil tanaman Bahan kimia tersebut disebut PeStisida (pest=hama. Sida=racun)
Jenis-jenis                                                                            Pestisida
Herbisida                                                           Gulma
Moluskisida                                                        Molusca (keong)
Nematisida                                                         Nematoda
Bakterisida                                                         Bakteri
Fungisida                                                           Cendawan
Rodentisida                                                         Tikus
Akarisida                                                            Tungau
Insektisida                                                          Serangga
Jenis pestisida                                                   Organisme

Bahan-bahan kimia lain yang juga digunakan dalam pengendalian hama:
- Repellent: zat penolak
- Attractant: zat pemikat
- Antifeedant: zat penolak makan
- Hormon: Juvenile Hormone,
Feromon: Feromon Alarm pada semut, lebah, rayap

Jenis-jenis formulasi pestisida
a. Formulasi kering
D= dust (tepung hembus)
G=granule (butiran)  furadan 3G
WP= Wettable Powder (tepung yang dapat terbasahkan  Larvine 25WP
SP= Solluble Powder (tepung yang dapat terlarutkan)
b. Formulasi Cairan
- EC= Emulsifiable Concentrate (pekatan yang dapat diemulsikan) Bayresil 250EC
- WSC= Water Solluble Concentrate (Pekatan yang dapat dilarutkan dalam air Dimecrone 50WSC
- S= Sollution (larutan)  Baygon Sollution
- Electrodynamic formulation (ULV formulation)
Kandungan bahan dalam pestisida
• Bahan aktif
• Bahan tambahan
- Bahan pembawa
- Bahan pembasah (Wetting agent)
- Bahan perata (Spreadling agent)
- Bahan perekat (Sticker)
- Bahan pengemulsi
- Pelarut, dll

Penggolongan Insektisida
a.Berdasarkan cara kerjanya
- Racun perut (dimakan, dicerna dalam ususnya, disebarkan melalui sel-sel darah dan mencapai daerah sasarannya)
- Racun kontak (kontak dengan integumen)
- Racun nafas (fumigan) terhisap melalui trakhea (spirakel)
b. Berdasarkan cara masuknya
- Non sistemik (tidak dapat masuk ke jaringan, hanya menempel pada epidermis daun)
- Semi sistemik (dapat masuk jaringan misalnya melalui stomata)
- Sistemik (masuk melalui jaringan pembuluh)
c. Berdasarkan bahan kimianya
٭ Insektisida Alami
Insektisida yang berasal dari tumbuhan seperti nikotin, pyrethrum, dan rotenon
- Pyrethrin berasal dari Chrysantemum cinerariaefolium
- Nikotin didapat dari Nicotiana sp.
- Rotenon berasal dari akar tuba (Derris sp.)
- Azadirachtan berasal dari Azadirachta indica
٭ Senyawa organik seperti
- Hidrokarbon ber-klor
- Organofosfat
- Karbamat
- Phyretroid
- Insect growth regulator (IGR)

Keuntungan penggunaan insektisida :
Praktis, cepat dan hasilnya cepat dapat dilihat
Kerugian penggunaan Insektisida :
a. Pencemaran lingkungan
b. Keracunan pada aplikator
c. Resistensi serangga terhadap insektisida
d. Resurgensi
e. Timbulnya hama sekunder
f. Adanya residu pada bahan yang dipanen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih insektisida:
a) Pilihlah insektisida yang efektif terhadap organisme sasaran
b) Pilihlah insektisida yang relatif ringan daya racunnya (dapat dilihat pada label 􀃎 lihat LD50-nya)
c) Gunakan insektisida yang mudah terurai di alam (persistensi rendah)
d) Gunakan insektisida yang relatif selektif terhadap organisme sasaran
e) Gunakan insektisida yang direkomendasikan untuk jenis tanaman yang akan disemprot
Alat aplikasi insektisida
 Hand sprayer
 Knapsack sprayer: Tipe otomatis (Compressed air sprayer), tipe semi otomatis (Hydraulic energy sprayer)
 Mist Blower
 Power sprayer
 ULV sprayer (ULV=Ultra Low Volume)
 Electrodynamic sprayer
Ukuran cairan semprot yang keluar dari sprayer tergantung nozzle

Beberapa pengertian dalam aplikasi insektisida/pestisida
 Cairan semprot → bentuk insektisida yang telah diencerkan atau dilarutkan dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki
(adukan jadi)
 Cairan semprot dapat berbentuk : suspensi, emulsi, larutan
 Volume semprot → Jumlah cairan semprot (adukan jadi) yang diaplikasikan per satuan luasan areal
 Konsentrasi  Tingkat kepekatan cairan semprot Konsentrasi dinyatakan dalam ml/liter air, g/liter air, atau dalam persen
 Dosis  Jumlah insektisida (formulasi atau bahan aktif) yang digunakan per satuan luas areal atau per satuan tanaman
- Dosis dinyatakan dalam liter/hektar
- Dosis ada 3 yaitu dosis bahan aktif, dosis formulasi, dan dosis cairan semprot ,Dari empat pengertian di atas terdapat suatu hubungan yang dapat dituliskan dalam rumus:

Konsentrasi = Dosis /Volume semprot
WP + air  suspensi
SP + air larutan
EC + air  emulsi
WSC + air  larutan
G, D, S  langsung diaplikasikan

Soal:
1. Dursban 25SC (suspension concentrate); konsentrasi 2 ml/liter; luas lahan 5000m2= 0,5 ha; Volume semprot 400 liter/ha. Berapa dosis insektisida yang diperlukan ?
Jawab:
Konsentrasi = Dosis /Volume semprot
2 ml/liter =
200 liter/ha Dosis
Dosis = 400 ml/ha = 0,4 L/ha
Volume semprot = 5000 m2 x 400L/ha = 200L/ha 10000m2

2. Petani A memiliki lahan 8000 m2, untuk mengendalikan Liriomyza sp. dibutuhkan 8 kali aplikasi Matador 25EC dengan konsentrasi 2,5 ml/liter. Volume semprot 500 liter/ha. Harga pestisida Rp 25.000,- per liter. Berapa biaya yang dikeluarkan….?
Jawab:
Dosis pestisida yang diperlukan = konsentrasi × Volume semprot
= 2,5 ml/L × (500 Liter/ha × 0,8 ha) × 8 aplikasi
= 1 Liter (untuk 0,8 ha) × 8 aplikasi
= 8 Liter untuk 0,8 ha
Biaya yang diperlukan = 8 Liter × Rp 25.000,-/Liter = Rp 200.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perhatian

Bagi sahabat dumay yang menggunakan teks dan gambar didalam blog ini , mohon kiranya sahabat mencantumkan link blog ini ya , terima kasih atas perhatiannya dan semoga anda sukses .

Budidaya Tanaman Yang sering Dibaca Pengunjung

Buah Tanaman

//