Besi (Fe)
Kandungan besi pada buah dan sayuran bias kurang dari
4 ppm atau bahkan lebih dari 16 ppm. Jumlah ini kira-kira
sama dengan B, Mn, dan kandungan Zn dalam tanaman. Banyak tanaman mengandung
lebih banyak besi dari pada unsur-unsur mikro yang lain. Namun, hal tersebut
tidak cukup untuk menganggap besi sebagai unsur makro.
a. Kekurangan besi
Besi banyak terdapat dalam batuan karang dan tanah. Unsur hara in juga merupakan salah satu penyebab penyakit fisiologis yang diderita tanaman. Besi telah dikenal sebagai unsur yang penting untuk kesehatan tanaman sejak tahun 1845. Besi mempunyai vatensi 2 dan 3. Besi yang mempunyai valensi 3 dalam persenyawaan sangat sulit untuk larut sehingga tanaman kekurangan unsur besiTanah merah di daerah tropis kostituennya banyak besi bervalensi 3 yang sukar larut.
Kekurangan besi juga bisa disebabkan oleh kelebihan Mn dan kemungkinan kelebihan Cu. Mangan dan tembaga dapat mengubah besi ferro bervalensi 2 menjadi besi fern bervalensi 3 yang tidak bisa larut (mengendap).
1) Gejala kekurangan besi
Willstactter menyatakan bahwa klorofit tidak mengandung besi. Namun, diduga bahwa besi diperlukan dalam pembentukan enzim untuk fotosintesis dan berfungsi sebagal enzim dan sistim pernapasan. Jika kekurangan besi, daun yang baru saja terbentuk akan menjadi kecil dan berwarna hijau pucat atau kuning. Gejala tensebut merupakan kekurangan kiorofil yang disebut klorosis (chiorosis).
Daun yang lebih muda mudah terpengaruh daripada daun-daun yang lebih tua sebab besi relatif tidak bergerak dalam tubuh tanaman. Serinq kali urat daun tetap hijau sedanqkan daerah antara urat daun menjadi kuning. Hal ini disebabkan klorosis besi. Setiap tanaman berbeda beda dalam hal mudah terpengaruh karena klorosis besi. Daun tanaman kedelai menjadi kuning jika ditanam di daerah kapur sebab kelarutan besi di daerah tersebut akan berkurang, sedangkan jagung tidak mengalami kiorosis.
2) Pengendalian kekurangan besi
Untuk pengobatan kekurangan besi selama bertahun-tahun, dipergunakan ferro sulfat. Garam larut dalam air dan dapat disemprotkan pada tanaman atau diberikan ke dalam tanah. Penggunaan ferro sulfat pada tanah karang umumnya tidak efektif sebab besi yang ditambahkan akan bereaksi dan membentuk ferro hidroksida atau persenyawaan Iainriya yang tidak dapat larut. Baik Fe (OH)2 maupun Fe(OH)3 kelarutannya rendah dan mengendap pada pH tinggi. Penyemprotan daun dengan ferro sulfat sangat efektif jika besi yang diperlukan tidak terlalu tinggi. Larutan 1% ferro sulfat (FeSO4.7H20) baik untuk menyemprot daun-daun tanaman yang kekurangan besi. Penyemprotan dapat diulang 7—10 hari.
Pengapuran yang berlebihan akan mengakibatkan pengendapan besi yang tersedia untuk tanaman sehingga tanaman kekurangan besl, Jika pH naik, ion OH akan berlebihan dan mengendapkan besi yang mengakibatkan tanaman kekurangan besi karena tidak tersedia besi yang larut untuk diabsorbsi. Klorosis ini disebabkan oleh kelebihan kapur (lime’ induced chlorosis).
b. Kelebihan besi
Daun jeruk jika disemprot dengan ferro sulfat
berlebihan akan terjadi bercak nekrosis kecil-kecil pada daun dan
akhirnya daun jeruk rontok. jika derajat kemasaman terlalu tinggi, pH 4, banyak
besi yang terlarut terjadi kelebihan besi. Akibatnya adalah warna akar menjadi
Jelek. Coklat dan kasar.
Tembaga (Cu)
Tembaga penting sebagai suatu koenzim yang dlperlukan dalam pengaktifan beberapa enzim tanaman. Tembaga juga terlibat dalam pembentukan klorofil. Pengambilan tembaga merupakan kebalikan dari pengambilan besi. Terlalu sedikit tembaga menyebabkan besi tertimbun dalam tanaman, sedangkan terlalu banyak tembaga menyebabkan gejala klorosis yang menyerupai kekurangan besi. Umumnya gejala timbul pada tunas yang baru sebab tembaga relatif tidak bergerak dalam tubuh tanaman.
a.
Kekurangan tembaga
Kekurangan
tembaga mungkin disebabkan oleh adanya pencucian, tanah asam, tanah yang banyak
mengandung bahan organik, tanah gambut, terlalu banyak pemupukan fosfat dan nitrogen, dan tanah yang
masih perawan. Kekurangan Cu sening
diikuti dengan kekurangan Zn.
1)
Gejala kekurangan tembaga
Warna
daun jeruk menjadi hijau tua, tepi daun tidak teratur, tulang daun tengah membengkok,
dan daun kasar. Pada tunas muda, terlihat ada getah pada jaringan kayu atau
antara kulit dan kayu. Ujung tunas mati serta ada getah berwarna kemerahan sampai
kecokelatan atau kehitaman dan tunas berbentuk huruf S.
Pengaruh
kekurangan tembaga lebih banyak pada buah jeruk daripada daun dan rantingnya.
Kulit buah akan timbul getah yang berwarna kecokelatan, kemerahan, atau
kehitaman. Selain itu, kulit buah terlihat seperti kudis dan retak yang tidak
teratur pada permukaannya.
2) Pengendalian
kekurangan tembaga (Cu) Penyempnotan dengan fungisida yang mengandung tembaga,
misalnya
bubur Bordeaux,
C.O.C., dan Cobox.
b.
Kelebihan tambaga
Akibat
kelebihan Cu adalah tanaman menjadi
kerdil sebab perkembangan akar tidak normal. Penyebab kelebihan Cu mungkin sering disemprot dengan
fungisida yang mengandung Cu, misalnya Bubur Bordeaux. Ciri lainnya yaitu daun
berguguran dan akhimya mati. Penyempnotan dengan fungisida tembaga yang
kemudian diikuti dengan fumigasi HCN dalam waktu dekat akan menyebabkan
kerusakan daun dan rontok.