I.
PRINSIP PENGENDALIAN OPT HORTIKULTURA
Usaha pengembangan hortikultura tidak terlepas
dari peran perlindungan tanaman, yang merupakan bagian integral dari sistim
produksi dan pemasaran hasil pertanian,dalam upaya menekan kehilangan hasil
yang diakibatkan
oleh serangan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT),disamping menjaga kualitas hasil pertanian. Untuk menekan penurunan
produksi akibat serangan OPT diperlukan pengelolaan ekosistem yang tepat, yaitu
dengan
menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT).PHT adalah suatu cara
pendekatan atau falsafah pengendalian OPT yang berdasar pada pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka
pengelolaan agroekosistem yang bertanggung jawab. Tindakan pengendalian OPT
khususnya dengan pestisida, yang didasarkan pada posisi OPT terhadap Ambang
Ekonomi (AE) atau Ambang Pengendalian (AP) saja, bersifat statis dan seringkali
kurang menguntungkan. Penggunaan AE (AP) yang baku dan seragam serta kurang memperhatikan
keanekaragaman dan dinamika ekosistem, kurang
dapat mencapai sasaran evektivitas dan efisiensi ekonomi.Pengambilan keputusan
tindakan pengendalian sebaiknya berdasarkan pada analisis ekosistem secara
keseluruhan sehingga diperoleh data yang aktual yang biasanya diperoleh dari
kegiatan pengamatan. Dari pengamatan yang rutin akan terkumpul data dan
informasi tentang keadaan
OPT,
serangan, dan musuh alaminya di lapangan, serta sekaligus merupakan pegangan
bagi petani dalam mengelola lahan usahataninya dan pengambilan keputusan untuk
rencana pengendalian.
A. Pengamatan
Pengamatan
memegang peranan yang sangat penting dalam penerapan teknologi pengendalian
OPT, sehingga perlu secara intensif di laksanakan dan secara bertahap
dikembangkan, disempurnakan, dan dimasyarakatkan. Dari pengamatan kita dapat
mengetahui jenis dan kepadatan populasi OPT, luas dan
intensitas
serangan, intensitas kerusakan dan daerah penyebaran, serta faktor – faktor
yang mempengaruhi perkembangan OPT Peranan pengamatan rutin dalam cakupan yang
lebih luas diperlukan untuk mengumpulkan data yang
akan
dimanfaatkan sebagai bahan pelaporan, evaluasi, dan perencanaan. Selain itu
pengamatan khusus (Surveilan) dapat
menghasilkan data yang bermanfaat
dalam
pelaksanaan peramalan dan peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan
terjadinya serangan eksplosif. Surveilan yang dilakukan sesuai
pedoman
SPS (Sanitary
Phytosanitary) sangat berguna untuk penyusunan pest list
(daftar OPT) bagi komoditas tujuan ekspor. Secara umum pengamatan dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu pengamatan tetap dan pengamatan keliling.
Pengamatan
tetap dilakukan secara berkala pada lokasi/tempat/petak contoh yang mewakili
bagian terbesar wilayah pengamatan, bertujuan untuk mengetahui perubahan
kepadatan populasi OPT dan musuh alami serta intensitas serangan. Petak contoh ditentukan
secara purposive, sehingga mewakili bagian
terbesar
wilayah pengamatan dalam hal umur tanaman,
teknik
bercocok tanam, dan varietasnya. Pengamatan keliling atau patroli bertujuan
untuk mengetahui tanaman terserang, terancam, dan luas
pengendalian,
serta dilaksanakan dengan cara menjelajahi wilayah pengamatan. Petugas PHP/POPT
disarankan menemui petani/kelompok tani/petani
pemandu,
penyuluh atau sumber lain yang layak dipercaya untuk memperoleh informasi tentang
adanya serangan OPT dan kegiatan pengendalian di wilayah
kerjanya.
Informasi tersebut digunakan untuk menentukan daerah yang dicurigai dan mengkonsentrasikan
pengamatannya. Dalam pengamatan dilakukan penghitungan pada sebagian kecil
tanaman atau kelompok tanaman yang
dapat
mewakili seluruh daerah pengamatan. Tiga macam metode pokok pengambilan contoh
yaitu :
metode
mutlak (absolut), metode nisbi (relatif), dan
indeks
populasi. Untuk OPT sayuran, umumnya
digunakan
metode mutlak dan atau indeks populasi
karena
sayuran ditanam dalam baris yang teratur.
1. Metode Pengambilan Contoh
a. Satuan (unit) contoh
Satuan
contoh adalah satuan yang diamati,diukur,
atau dihitung untuk memperoleh data (variabel)
yang dikehendaki seperti populasi hama,
tingkat serangan, dsb. Oleh karena banyak sekali
OPT yang harus diamati, maka satuan contoh
untuk sayuran adalah tanaman atau bagian
tanaman.
b. Cara penetapan satuan (unit) contoh
Tanaman
contoh biasanya ditetapkan secara sistematis
dengan dua macam cara berikut :
(1) Bentuk Diagonal, khususnya untuk hamparan pertanaman sayuran yang luas seperti kubis. Tanaman contoh terletak di sepanjang atau disekitar garis diagonal dan
(2) Bentuk U, biasanya digunakan untuk pertanaman sayuran yang sempit atau pada petak pertanaman yang memanjang. Contoh: pertanaman sayuran di teras-teras atau di lereng-lereng.
(1) Bentuk Diagonal, khususnya untuk hamparan pertanaman sayuran yang luas seperti kubis. Tanaman contoh terletak di sepanjang atau disekitar garis diagonal dan
(2) Bentuk U, biasanya digunakan untuk pertanaman sayuran yang sempit atau pada petak pertanaman yang memanjang. Contoh: pertanaman sayuran di teras-teras atau di lereng-lereng.
c. Ukuran contoh
Ukuran
contoh merupakan banyaknya tanaman
contoh yang akan diamati pada setiap waktu
pengamatan untuk satu petak/blok pengamatan
tertentu. Biasanya faktor yang mempengaruhi
besarnya ukuran contoh antara lain
reabilitas statistik, ketersediaan biaya, waktu dan
tenaga pengamat. Jumlah ukuran contoh ditentukan
dari nilai rata – rata serta simpangan baku dari
objek yang akan diamati. Kedua nilai tersebut
dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan
pendahuluan dengan jumlah ukuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar